Kendarai Bemo Telusuri Sejarah, Wahyu Hidayat Ajak Napak Tilas di Peringatan HUT Kota Malang

Pj. Wahyu persiapan Napak tilas naik Bemo.(Foto: Djoko W)

Selasa, 2 April 2024

Malangpariwara.com – Ada rangkaian kegiatan baru yang diadakan pada peringatan HUT Kota Malang yang ke 110 tahun. Untuk mengingat kembali jejak sejarah di Kota Malang, usai pelaksanaan upacara, Senin (1/4/24) Pj. Walikota Wahyu Hidayat mengajak Kepala Perangkat Daerah melakukan napak tilas.

Dengan mengendarai bemo roda tiga, Wahyu dan jajarannya berkeliling kota mengunjungi 6 tempat, yaitu Stasiun Kotabaru, Gedung KNPI, Kantor Bank Indonesia, KPPN, Alun-alun Merdeka, dan Gedung Kesenian Gajayana yang sempat dikunjunginya beberapa waktu lalu.

Konvoi Napak tilas mengendarai Bemo moda angkutan Tempoe doeloe.(Prokompim)

Dari 6 tempat ini, orang nomor satu di Pemkot Malang itu terlihat ingin menggali banyak informasi sejarah yang cenderung banyak terlupakan. Hal itu sesuai dengan yang pernah diutarakannya tentang keinginannya mengenang kembali sejarah-sejarah lama Kota Malang.

Hasilnya, banyak pencerahan yang didapatkan dari Napak tilas itu. Ditemui di lokasi terakhir di gedung kesenian Gajayana, Wahyu dengan didampingi Sekretaris Daerah Kota Malang dan Kadisdikbud Kota Malang, Wahyu menjelaskan alasannya melaksanakan napak tilas ini.

“Tujuan utamanya tentu dalam memperingati HUT Kota Malang, ASN dan masyarakat harus mengetahui sejarah yang sebenarnya, jadi lebih pas kalau merayakan dengan tahu bagaimana cerita sejarah Kota Malang yang sebenarnya,” terang Wahyu.

Kunjungi Bank BI Malang(Prokompim)

Wahyu lantas menceritakan saat mengunjungi Kantor Bank Indonesia dan KPPN. Dirinya menyimpulkan ada keterkaitan erat cerita sejarah yang dia dapatkan dengan asal usul hari ulang tahun Kota Malang tanggal 1 April. Wahyu juga mengamati saat di KPPN ada pegawai yang menggunakan pakaian Kolonial di Peringatan HUT Kota Malang ini.

Wawancara Pj.Wahyu dikerumuni wartawan usai upacara HUT Kota Malang ke 110(Djoko W)

“Banyak informasi yang saya dapatkan, tadi di sana (Kantor BI dan KPPN) ceritanya punya keterkaitan, dan ada hubungannya dengan dipilihnya tanggal 1 April sebagai hari ulang tahun Kota Malang, “jelasnya.

“Tadi saat di KPPN, ada pegawai yang mengenakan pakaian kolonial, dan ada benarnya karena 1904 ini Kota Malang kan ada di masa penjajahan bukan lagi masa kerajaan, nah fakta ini juga perlu untuk diketahui oleh semuanya,” sambung Wahyu.

Selain itu, Wahyu juga sedikit bernostalgia dengan Gedung Kesenian Gajayana yang dipilih sebagai lokasi terakhir napak tilas. Wahyu mengatakan gedung yang punya sejarah ini perlu untuk dihidupkan lagi. Karena itu Wahyu menggagas rencananya resepsi HUT Kota Malang yang ke 110 ini nantinya bisa ditempatkan di gedung yang dulu bernama cendrawasih ini.

“Saya menikmati jadi seperti bernostalgia dengan masa kecil dulu, nah termasuk gedung kesenian ini. Dulu kan banyak pertunjukan kesenian disini, tapi sekarang sudah tidak pernah digunakan, padahal gedung ini punya sejarah. Rencananya nanti resepsi HUT akan dilaksanakan disini, harapannya gedung ini bisa seperti dulu lagi,”.

Dari Napak tilas ini, Wahyu berharap ke depan apa yang dilakukannya ini tetap dilanjutkan. Wahyu mengatakan masyarakat perlu mengetahui cerita Kota Malang ini agar kecintaannya kepada Kota Malang ini semakin besar sehingga dengan kecintaan itu masyarakat dapat turut serta mensukseskan program dan kebijakan pembangunan di Kota Malang.

“Harapannya hal ini (Napak tilas) bisa terus dilanjutkan. Semakin tahu sejarah Kota Malang, mudah-mudahan kecintaan masyarakat terus bertambah. Dan kecintaan itu bisa diwujudkan dengan ikut mensukseskan program dan kebijakan pembangunan Pemerintah Kota Malang,”tutupnya.(Djoko W/Prokompim)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *