11 Juli 2025

Pioneer MMD 1000 Desa UB Garap Tulung Rejo Batu Dengan Desaverse

c1_20230719_02074152

Menggali potensi Desa, Mahasiswa UB MMD ngobrol bersama petani apel Tulung Rejo Batu ( Djoko W)

Rabu, 19 Juli 2023

Malangpariwara.com – Wujudkan visi dari perguruan tinggi (Tri dharma) perguruan tinggi, yang terdiri dari Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat Universitas Brawijaya Malang melaksanakan program MMD (Mahasiswa Membangun Desa) 1000 desa se jawa timur.

Foto bersama MMD UB di Desa Tulungrejo Kota Batu, Selasa(18/7/23).( Foto: Djoko W)

Tri Darma tersebut juga menjadi tanggung jawab semua elemen yang terdapat di Perguruan Tinggi, diantaranya mahasiswa, dosen, serta berbagai sivitas akademika yang terlibat.

Untuk mewujudkan hal itulah yang di lakukan oleh Universitas Brawijaya Malang dalam rangka MMD (Mahasiswa Membangun Desa) 1000 desa se jawa timur.

Salah satunya yaitu mengembangkan sebuah platform aplikasi yang diberi nama Desaverse, dengan tujuan awal yaitu untuk memudahkan desa menyampaikan potensi dan aktivitas atau kegiatan-kegiatan ke dunia luar sesuai dengan makna Tridharma sendiri.

Dalam hal ini UB mengandeng PT Borsya Digital Smartindo (BDS) dalam hal Desaverse.

Semua ini terungkap
dalam kegiatan Bincang dan Obrolan Santai (BONSAI) bertema “Pengembangan Mini Broadcast MMD 1000 Desa di Jatim, juga menghadirkan pameteri Ketua Porgram MMD Dr. Sujarwo, S.P., M.P dan dibuka oleh Kepala Divisi Informasi dan Kehumasan (DIK) Zulfaidah Penata Gama, S.Si., M.Si., Ph.D dan Kepala Desa Tulungrejo Suliono. (Humas UB) bertempat di Balai Desa Tulungrejo Kota Batu, Selasa(18/7/23).

Jemaja coklat Ketua Program MMD 1.000 Desa UB, Dr. Sujarwo, S.P., MP., Memaparkan program MMD( Foto: Djoko W)

Ketua Program MMD 1.000 Desa UB, Dr. Sujarwo, S.P., MP., menyampaikan dalam program MMD 1.000 desa ini Universitas Brawijaya menerjunkan 13.600 lebih mahasiswa dan 500 lebih dosen pendamping di 39 kabupaten dan 1 kota.

“Dengan program MMD ini maka mahasiswa dapat mengetahui secara langsung realitas di lapangan dimana kegiatan ini merupakan wujud eksistensi UB dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dapat membawa manfaat langsung ke masyarakat. Tidak menutup kemungkinan nanti akan dilaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat dan juga riset untuk pengembangan inovasi,” Tandasnya.

Pegang mic salah satu Dosen Pembimbing Lapang MMD Tulungrejo kota Batu, Ir. Endra Yuafanedi Arifianto, ST., MT.( Foto : Djoko W)

Senada salah satu Dosen Pembimbing Lapang MMD Tulungrejo kota Batu, Ir. Endra Yuafanedi Arifianto, ST., MT. Menjelaskan bahwa Desaverse ini nantinya akan dapat dipergunakan untuk seluruh desa yang menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan Mahasiswa Membangun Desa (MMD).

“Kebetulan Pilot Project-nya di Tulung Rejo kota Batu yang menjadi salah satu dari tiga desa yang responnya cepat dengan program Desaverse ini. Dua desa lainnya adalah Desa Kalipuro dan Desa Osing Kemiran kota Batu”.jelasnya.

Menurutnya, pengembangan aplikasi desaverse tersebut bersifatnya real time (streaming atau live), dan mampu mengeksplorasi semua potensi desa, seperti ekonomi masyarakat, sektor UMKM, sektor pertanian, seni budaya, dan pariwisata.

Desaverse diakui saat ini tengah dalam proses penyiapan badan hukum, sebagai antisipasi agar tidak diambil oleh pihak lain.

“Dengan Desaverse ini, diharapkan setiap orang yang berperan di desa dapat melakukan laporan kegiatan yang menarik layaknya jurnalis sehingga diharapkan ke depan sifatnya profitable sehingga bisa menjadi lapangan pekerjaan di desa yaitu bidang start up,” katanya.

Dalam jangka pendek ini menurut Endra Desaverse akan dapat mewadahi output dari MMD dimana kegiatan di 1.000 desa dapat dimasukkan dalam Desaverse dari 39 Kabupaten dan 1 Kota Batu terkait kegiatan di berbagai desa tersebut.

“Program MMD dari UB ini disambut sebagai program besar yang direspon positif oleh dunia industri dimana ribuan sumber daya manusia mahasiswa diterjunkan langsung ke masyarakat dengan pendampingan 500 lebih dosen pendamping. Apalagi kegiatan ini merupakan yang pertama di Indonesia,” ungkap pria yang sehari-hari mengajar di Fakultas Teknik UB.

Mini broadcast di desa akan membutuhkan tenaga ahli yang dapat dimanfaatkan warga desa menjadi pekerjaan. Sehingga mini broadcast akan dapat dikelola oleh warga desa, sehingga potensi desa terus terpublikasi meski program MMD telah usai.

“Ke depan Desaverse juga akan dikembangkan untuk dapat menjadi marketplace berbagai produk desa sehingga dapat lebih mudah didapatkan oleh masyarakat wilayah lain yang menginginkannya,” pungkas Endra Yuafanedi Arifianto.

Tuan Rumah, Kepala Desa Tulungrejo Kota Batu( foto: Djoko W)

Sebagai Tuan Rumah, Kepala Desa Tulungrejo Kota Batu menyampaikan apresiasi atas dibuatkannya Mini Broadcast hasil karya Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya (UB). Ia meyakini dengan Mini Broadcast yang dibangun ini, dapat mempublikasikan potensi desa secara lebih, dibandingkan dengan media sosial.

Lebih jelasnya Suliono menyampaikan apresiasinya atas pemilihan desanya sebagai lokasi pelaksanaan program MMD UB. Pihak desa sangat membutuhkan program MMD ini dimana potensi desa diyakini akan sangat terbantu melalui mini broadcast yang disediakan melalui program MMD ini.

“Kami berharapan dengan berbagai program termasuk hibah yang diberikan akan dapat mendukung pengembangan potensi desa Tulungrejo,” ungkap Suliono, Selasa (18/07) di Balai Desa Tulungrejo.

Suliono meyakini dengan Mini Broadcast yang dibangun MMD UB ini dapat membantu pengembangan potensi Tulungrejo. Yakni dengan mengeksplore dan mempublikasikan potensi desa secara lebih dibandingkan dengan media sosial yang ada.( Djoko W)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *