Membingkai Sumber Daya Kota Cerdas Malang dalam Konstelasi Potensi Bromo-Tengger-Semeru

Kamis, 2 Desember 2021

Malangpariwara.com
Menindaklanjuti penandatangan komitmen yang telah dilakukan di Ruang Sidang Balai Kota Malang pada Selasa (30/11/2021), Pemerintah Kota Malang didapuk Kementrian Kominfo menjadi tuan rumah gelaran  Focus Group Discussion (FGD) Smart City Kawasan Bromo-Tengger-Semeru (BTS) yang digelar Savana Hotel and Convention Malang, Kamis (2/12/2021).  

Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso, ST, MT mengapresiasi kepercayaan yang diberikan Kementerian Kominfo terhadap Kota Malang.  Dirinya bersama seluruh jajaran Pemerintah Kota Malang siap berkolaborasi dengan wilayah-wilayah bertetangga.

“Seperti pesan Bapak Wali Kota (Sutiaji), Kota Malang senantiasa siap bertukar ide-ide smart dan mensinergikan kekayaan potensi masing-masing daerah. sudah bukan jamannya lagi maju sendiri, mari maju bersama”, ajak Erik.

Ditambahkan bahwa Kota Malang tentu akan mengoptimalkan karakteristik destinasi wisata heritage seperti kayutangan, budaya, kampung tematik, kuliner, festival dan belanja sebagai kekuatan dan keunikan menunjang pengembangan BTS.  Standarisasi era pandemi pada destinasi unggulan, intervensi infrastruktur, aktivasi event dan kesiapan konsep sertifikasi halal menjadi langkah penguatan demi memulihkan angka kunjungan wisatawan ke Kota Malang.

Senada, Hari Kusdaryanto, S.IP, M.Dev selaku tenaga ahli pendamping dari Kementerian Kominfo dalam agenda FGD kali ini mengangkat sejumlah kata kunci, yakni konektivitas dan integrasi antar wilayah dan antar pendekatan pengembangan wilayah. 

“dengan konektivitas dan integrasi, akan lahir efisiensi dan efektivitas pembangunan Smart City”,  ungkap Hari.

Menurutnya, jendela peluang telah dibuka lebar Pemerintah Pusat dalam bingkai peta kebijakan nasional sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Kawasan Gerbangkertosusila, Kawasan Bromo-Tengger-Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.

Sejumlah topik strategis yang terus didorong dalam FGD antara lain Integrasi data dan informasi untuk peningkatan layanan publik bagi masyarakat antar wilayah, Repository sistem pemerintahan berbasis elektronik dan pengembangan sistem informasi secara berbagi-pakai, pengembangan sistem informasi/aplikasi layanan Bersama, meningkatkan promosi sektor-sektor unggulan daerah, dan mendorong konektivitas dan akses antar wilayah dan antar destinasi dengan mendorong lahirnya transportasi massal, penyelarasan jalur dan jadwal bus dan kereta, halte dan transit point, dan rest area.

Klop dengan mayoritas topik strategis yang dibahas, Kota Malang  memiliki talenta sumber daya manusia yang melimpah dan diyakini mampu mensuplai kebutuhan kabupaten/kota peserta Gerakan Smart City BTS dalam pengembangan tata kelola pemerintahan dan ekonomi kreatif berbasis digital.  

Sebagai satu dari sepuluh Kabupaten/ Kota (KaTa) Kreatif 2021 yang ditetapkan oleh Kemenparekraf, Kota Malang memiliki 168 perusahaan start up, 22 komunitas digital, dan 21 program studi pada sejumlah perguruan tinggi yang secara kontinu mencetak SDM dibidang teknologi informasi melalui kurikulum yang berorientasi kebutuhan skill dunia usaha.  
Ini akan didukung pula dengan aktivasi Malang Creative Center sebagai pusat jejaring platform kreatif, etalase sekaligus landmark baru kota.

Kepala Diskominfo Kota Malang, Muhammad Nur Widianto, S.Sos memastikan bahwa pihaknya akan terus mengusahakan terjalinnya benang merah antar pemangku kepentingan sektor pariwisata, kota cerdas dan kota kreatif.

“Ada pemikiran penting menghadirkan hackathon tematik wisata digital dan pengembangan virtual tourism serta UMKM menggandeng pengusaha, perbankan, media, akademisi dan tentu saja komunitas masyarakat”, ungkap pria yang akrab disapa Pak Wid disela penyelenggaraan FGD Smart City.

Selain melibatkan perangkat daerah terkait di Kota Malang, FGD turut dihadiri perwakilan dKabupaten/Kota terpilih Gerakan 100 Smart City Tahun 2021 pada Kawasan Bromo-Tengger-Semeru yakni Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, dan Kota Pasuruan.  Selain itu, wilayah terkait yang tidak masuk skema pendampingan Smart City 2021 pun turut diundang diantaranya Kota Batu, Kabupaten Lumajang dan Kota Probolinggo. (Djoko Winahyu )

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *