Bukan Sekadar Pemimpin, Abah Anton Teladan Kedermawanan
Selasa, 1 Oktober 2024
Malangpariwara.com –
Sebagai Wali Kota Malang 2013-2018, Abah Anton dikenal luas sebagai sosok dermawan dan bersahaja. Suka berbagi, bahkan seluruh gaji yang ia terima disumbangkan ke fakir miskin. Tidak hanya itu, sosok Abah Anton yang religius juga kerap mendanai orang yang mau ibadah.
Mantan asisten pribadinya, Imam Rofi ‘i saat menjadi walikota menyatakan pernah menjadi saksi dari kemurahan hati Abah Anton.
Ia menceritakan pengalaman yang tak terlupakan di bulan Maret 2017. Kala itu, Abah Anton dengan penuh ketulusan memberangkatkan 35 orang jamaah pengajian untuk menunaikan ibadah umrah secara cuma-cuma. Kejadian ini sangat mengesankan karena dilakukan secara diam-diam dan tanpa pamer.
“Soal ibadah sebenarnya tidak perlu diceritakan agar tidak riya’ atau sombong, tapi ini menjadi momen yang sangat saya syukuri. Saat itu, beliau memberangkatkan kami, jamaah pengajian malam Jumat Legi, untuk umrah,” ungkapnya.
Menurut Imam keberangkatan umroh itu terkesan spontan, tanpa rencana. Langsung menyuruh dan membiayai semua.
“Abah Anton membiayai semuanya dari kantong pribadinya, tanpa pernah mengungkapkan niat mulianya kepada orang lain. Waktu itu pemberangkatan umrah dilakukan melalui Agung Wisata, penyelenggara haji dan umrah,” tambahnya.
Imam Rofi’i mengingat dengan jelas momen ketika Abah Anton mendekatinya dan berkata, “Mam, urus paspor. Tiga minggu lagi kamu berangkat umrah ya.
Takjub, Imam Rofi’i hanya bisa terucap, “Siap Abah.”
Syukur tak terhingga bagi Imam, kesempatan seumur hidup baru bisa didapat ketika Abah Anton jadi Walikota Malang.
Kini, Abah Anton akan mencalonkan lagi, maka tak ada nama lain yang akan dipilih Imam, juga rekan sejawatnya yang pernah diumrohkan Abah Anton.
“Walikota Malang? Ya Abah Anton. Lomannya tak ada banding. Malang lebih indah, warga lebih makmur. Masih ingatkan?” tutur Imam menutup wawancara, Selasa 1/10/2024.
Kedermawanan Abah Anton tidak hanya dilihat dari bantuannya kepada mereka yang membutuhkan secara materi. Tetapi juga kepeduliannya dalam memfasilitasi ibadah masyarakat tanpa memandang status ekonomi.
Sikap rendah hatinya inilah yang membuat banyak orang merasa dekat dan mengaguminya sebagai pemimpin dan panutan.
Bagi banyak orang yang mengenalnya, Abah Anton bukan hanya pemimpin, tetapi juga seorang teladan dalam mengamalkan ajaran agama. Meski tak pernah mengharapkan pujian, kedermawanannya terus hidup dalam cerita-cerita yang dibagikan oleh mereka yang pernah merasakan kebaikannya.(Djoko W)