Universitas Brawijaya Malang Kembali akan Kukuhkan dua Profesor dari FPIK
Senin, 8 Juli 2024
Malangpariwara.com – Jelang pengukuhan dua guru besar Humas Universitas Brawijaya gelar Konferensi Pers bertempat di loby belakang Rektorat UB, Senin( 8/7/24).
Dalam acara Konferensi Pers ini kedua Profesor yang esok akan dikukuhkan hadir diantaranya profesor dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) yaitu Prof. Dr. Ir. Edi Susilo, MS dan Prof, Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya. MSc,
Prof. Dr. Ir Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc, merupakan bidang eksplorasi sumber daya ikan sebagai Profesor aktif ke 22 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan Profesor aktif ke 216 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 384 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya,
Sadangkan Prof. Dr. Ir. Edi Susilo M.S. sebagai Profesor aktif ke 23 di Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan (FPIK) dan Profesor aktif ke 217 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 385 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.
Dalam orasinya nanti sebelum pengukuhan Prof. Dr. Ir. Edi Susilo, MS yang dikukuhkan dalam bidang Ilmu Sosiologi Perikanan ini akan menjelaskan Sruktur Sosial Progresif-Integratif (S2PI), yang merupakan sebuah konsep untuk mengurangi kemiskinan nelayan di Indonesia.
Menurutnya, struktur sosial tidak hanya mampu digunakan untuk menganalis kondisi dan perkembangan masyarakat lokal, namun dapat ditarik ke dalam analisis yang lebih makro. Struktur sosial progresif-integratif memberi arti bahwa masyarakat selalu mengalami perkembangan.
“Konstruksi struktur sosial yang dibangun memiliki keterkaitan antara ekologi, ekonomi dan dan sosial sebagai landasan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya berbentuk lingkaran, harus diubah menjadi piramida,” ujarnya
Piramida ini berupa sebuah konsep tentang religiusitas, Jika kegiatan ekonomi manusia merusakkan ekologi, maka dua kesalahan manusia ada dua (2) diantaranya:
Pertama, manusia tidak bersifat amanah sebagai wakil Allah swt di bumi untuk menjaga alam secara berkelanjutan. Sumberdaya alam harus dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia saat sekarang, juga bagi generasi mendatang.
Kedua, jika kegiatan ekonomi manusia merusakkan ekologi, maka berpeluang mengalami kesulitan dalam kesejahteraan sosial.
Sementara Prof. Dr. Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, MSc. akan menyampaikan orasi ilmiahnya membahas tentang penelitiannya dengan mengenai Deskripsi spesies ikan melalui pendekatan morfologi, osteo-staining, otolith, yang dikombinasi dengan DNA barcoding menjadi alat yang komprehensif dan meyakinkan dalam proses identifikasi spesies ikan.
Mengingat ikan ialah kelompok vertebrata dengan jumlah spesies terbanyak, dan Indonesia merupakan salah satu negara dengan spesies ikan terbanyak, teknik ini bisa dijadikan standar dalam validasi spesies.
Keraguan maupun kesalahan identifikasi terhadap spesics ikan telah beberapa kali dilaporkan oleh ahli taksonomi dan eksplorasi sumber daya ikan.
Deposit spesimen morfologi, osteo-staining, otolih, dan DNA yang bisa diakses secara cepat akan sangat membantu peneliti lain dalam melakukan validasi spesics yang sudah diidentifikasi maupun menjadi rujukan komparatif terhadap spcsics yang akan diteliti.
Brawijaya Iehthyologicum Depository (BID) menjadi rumah yang tepat sebagai laman deposit maupun kurasi spesimen ikan.
Brawijaya Ichthyologicum Depository (BID) menyajikan teknologi kurasi spesimen ikan di Indonesia. Deskripsi spesies dilakukan melalui: teknologi DNA barcoding, osteo-staining, otolith, dan morfologi eksternal. Kombinasi teknologi ini menjadi keunggulan utama dalam deskripsi spesies. Setiap spesimen dikurasi dan diunggah pada laman BID dengan kode aksesi yang unik untuk memudahkan penelusuran bagi peneliti selanjutnya.
Prof Dewa mengaku, Kelemahan BID dibandingkan dengan Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) ialah pada statusnya sebagai laman kurasi yang belum resmi, Pada sisi lain, MZB merupakan rujukan kurasi ketika spesies pertama kali dijelaskan (kurasi holotipe spesimen).
BID lebih dikenal karena menyimpan topotipe spesimen (spesimen setelah kategori holotipe),” ungkapnya.
Saat ini, BID telah mengunggah 425 spesimen mortfologis ke laman basis data ikan global dan 718 seguence DNA ke laman GenBank. Suatu laman BID sedang dipersiapkan untuk mengunggah spesimen ikan yang sudah teridentifikasi.
“Selain MZB, BID diharapkan menjadi laman pendamping dan rujukan pembanding bagi peneliti bidang eksplorasi sumber daya ikan,” pungkas Prof Dewa (Djoko W).