Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD: Perguruan Tinggi Harus Siapkan Generasi Penerus Bangsa Yang Berkualitas

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD, S.H., S.U., M.I.P turut hadir menyampaikan orasi ilmiah
.

MALANG – Rapat Terbuka dalam rangka Dies Natalis Universitas Brawijaya (UB) ke-57 digelar Minggu, (05/01/2020).

.
Kegiatan yang digelar di Gedung Samantha Krida ini dihadiri segenap dosen dan tenaga kependidikan UB. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD, S.H., S.U., M.I.P turut hadir menyampaikan orasi ilmiah berjudul Tanggung Jawab Konstitusional Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Bangsa dan Negara”.

.
Prof. Mahfud MD menuturkan, berbagai keahlian dalam berbagai bidang sampai sub bidang dan super spesialis sudah ada di Indonesia. Jutaan sarjana sudah dilahirkan oleh berbagai perguruan tinggi di negri ini.

.
“Anak-anak muda kita cerdas-cerdas, mampu beradaptasi dengan era digital yang sangat canggih sehingga membangkitkan rasa optimis bahwa pada masa-masa yang akan datang Indonesia akan maju. Mimpi kita pada tahun 2045 kita sudah mencapai Indonesia Emas dan kita betul-betul masuk ke dalam empat atau lima besar negara termaju di dunia,”tegas Ketua Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara dan Administrasi Negara ini.

.
Itu semua bisa tercapai karena kemerdekaan bangsa dan negara yang diperoleh atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa setelah bangsa Indonesia bersatu untuk berjuang melawan kolonialisme.

.
“Kita harus jujur mengatakan bahwa kemerdekaan Indonesia telah benar-benar menjadi ‘jembatan emas’ untuk menapak kemajuan menuju Indonesia Emas, tandasnya.

.
Ia melanjutkan, meskipun kita bangga dan gembira atas apa yang telah dicapai Indonesia, namun tidak dapat menutup fakta bahwa korupsi masih banyak, penegakan hukum lemah, keadilan sulit dijangkau oleh rakyat kecil, kesenjangan sosial masih lebar, dan rakyat miskin masih banyak.

.
Maka yang paling banyak digugat adalah perguruan tinggi. Mengapa? Karena pengelola negara ini hampir seluruhnya, terutama para pengambil kebijakan dan para pelaksananya di tingkat strategis dan teknis adalah lulusan perguruan tinggi. Orang pun mudah mendakwa bahwa perguruan tinggi gagal mencetak lulusan yang berintegritas. Perguruan dianggap hanya sebagai lembaga pencetak sarjana, bukan pencetak cendekiawan atau intelektual.

.
Prof. Mahfud MD mengharapkan semua pihak harus menyadari secara kolektif untuk segera membenahi diri. Pada kesempatan ini, Ia memfokuskan pada tanggung jawab perguruan tinggi untuk mencetak kader bangsa yang intelek atau cendekia yang bisa menjaga ideologi negara dengan segala konstitusinya agar eksistensi bangsa dan negara kita terjaga dengan baik.

.
“Kesadaran kolektif itu sangat penting karena kalau kita gagal untuk mengatasi masalah-masalah dekadensi moral melalui perguruan tinggi maka yang terancam adalah eksistensi bangsa dan negara. Oleh sebab sebab itu perguruan tinggi harus menjadi kawah candradimuka pencetak kader bangsa yang menjadi penjaga dan penyebar nasionalisme.

.
“Secara sederhana nasionalisme itu bisa diartikan pemahaman dan sikap memiliki, menjaga, dan membela Indonesia. Perguruan tinggi harus menguatkan proses pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan sekedar mencerdaskan otak anak-anak bangsa,” paparnya.

.
Mencerdaskan kehidupan bangsa menurut Alinea IV Pembukaan UUD 1945 berarti menguatkan kualitas bekerjanya otak (logika, rasionalitas) dan menjaga kemuliaan watak (moral, integritas). Selanjutnya filosofi yang tertuang di dalam Pembukaan itu ditegaskan lagi secara lebih operasional di dalam Pasal 31 UUD 1945 darinya dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia harus diselenggarakan untuk memajukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berdasar iman, taqwa (IMTAQ), dan akhlak mulia.

.
Mengacu pada spirit beragama yang diwadahi oleh sila pertama Pancasila yakni Ketuhanan yang Maha Esa maka pengembangan pendidikan yang berbasis IPTEK, IMTAQ, dan akhlaq harus dibangun atas tiga pilar. Pertama, integrasi ilmu dan agama (tidak mendikotomikan keduanya, misalnya, ilmu umum dan ilmu agama); Kedua, menganut sepenuhnya rasionalitas (logika) tetapi tidak menganut rasionalisme dan; Ketiga, menjadikan IPTEK memihak kepada kebaikan dalam penerapannya meskipun dasar teorinya bebas nilai.

.
Di akhir pidatonya, Prof Mahfud menuturkan, Upaya mencetak kader bangsa yang berbasis nasionalisme harus diarahkan untuk menjaga geopolitik Indonesia atau wawasan nusantara. Dari geopolitik itu ada dua dimensi: fisik dan non fisik. Yang fisik adalah geografi dan demografi, yang nonfisik adalah ideologi dan konstitusi.

.
Pada saat ini kita menghadapi problem yang terkait dengan perawatan pada yang fisik maupun non fisik. Ada ancaman terhadap ideologi maupun teritori. Disinilah letak pentingnya perguruan tinggi untuk mencetak kader bangsa.

.
“Perguruan tinggi harus menguatkan kesadaran dan kesiapan mental bahwa Indonesia ini didirikan untuk membangun kesejahteraan umum dan keadilan sosial. Mereka harus disadarkan bahwa Indonesia ini, jika dilihat dari fakta geopolitik, sungguh sangat kaya sehingga mampu memberi kemakmuran jika dikelola secara, jujur, tidak koruptif, dan bergotong royong.

.
“Marilah kita bangun Indonesia dan didik generasi penerus bangsa dengan semangat Bangunlah jiwanya / Bangunlah badannya / Untuk Indonesia Raya,” pungkasnya.

Prof Mahfud MD didampingi Rektor UB Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani dalam konferensi Pers

.

Menjawap pertaanyasan wartawan terkait Natuna Prof Mahfud MD mengatakan bahwa, Wilayah perairan Kepulauan Natuna memanas setelah kapal ikan dan kapal penjaga pantai (coast guard) China melakukan pelanggaran kedaulatan Indonesia dengan menerobos Zona Ekonomi Eklusif (ZEE).

.

Akibat pelanggaran yang dilakukan China itu, pemerintah mengambil tindakan tegas dengan memperkuat personel patroli di wilayah tersebut, termasuk bakal menambah pasukan.

.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD, S.H., S.U., M.I.P membenarkan bahwa pemerintah akan melakukan intensifikasi patroli di wilayah perairan Natuna.

“Dari rapat kemarin juga disepakati beberapa intensifikasi patroli di wilayah tersebut dan tidak ada negosiasi,” ungkap Mahfud MD saat memberi keterangan pers seusai Rapat Terbuka Dies 57 UB.(*)(JKW),.

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *